Di Luar Angkasa, Suara Tidak Bisa Terdengar

Karena ruang angkasa adalah vakum (tanpa udara), suara tidak bisa merambat. Jadi, jika dua astronot berteriak di luar pesawat tanpa radio—mereka tidak akan saling mendengar.

TEKNOLOGILIFE STYLEENTERIMENT & GLOBAL

AYAM JAGO ID

6/19/20252 min baca

Di ruang angkasa, suara tidak bisa merambat karena memang tidak ada medium (seperti udara, air, atau padatan) yang bisa mentransmisikan gelombang suara.

Suara membutuhkan partikel untuk bergetar dan menyalurkan energi gelombang. Karena ruang angkasa sebagian besar adalah vakum, di mana hampir tidak ada partikel, gelombang suara tidak memiliki medium untuk bergerak.

Jadi, jika dua astronot berteriak di luar pesawat tanpa radio atau alat komunikasi lainnya, mereka tidak akan saling mendengar, meskipun mereka berada sangat dekat. Komunikasi di luar angkasa bergantung sepenuhnya pada gelombang radio yang bisa merambat melalui vakum.

Mengapa Suara Membutuhkan Medium?

Untuk memahami mengapa suara tidak bisa merambat di ruang angkasa, kita perlu memahami dulu apa itu suara dan bagaimana ia bergerak.

Suara adalah bentuk energi yang merambat dalam bentuk gelombang mekanik. Berbeda dengan gelombang elektromagnetik (seperti cahaya, gelombang radio, atau sinar-X) yang bisa merambat melalui ruang hampa, gelombang mekanik membutuhkan medium untuk merambat.

Bayangkan sebuah deretan dominos. Ketika Anda mendorong domino pertama, ia akan jatuh dan menabrak domino berikutnya, dan begitu seterusnya. Energi didorong dari satu domino ke domino lainnya. Demikian pula dengan suara:

  1. Sumber Suara: Ketika Anda berbicara, pita suara Anda bergetar. Getaran ini menciptakan gangguan pada molekul-molekul udara di sekitar Anda.

  2. Transmisi Energi: Molekul-molekul udara yang bergetar ini kemudian menabrak molekul di sebelahnya, memindahkan energi getaran. Proses ini terus berlanjut, menciptakan serangkaian kompresi (molekul rapat) dan rarefaksi (molekul renggang) yang bergerak melalui udara. Inilah yang kita sebut gelombang suara.

  3. Deteksi Suara: Ketika gelombang suara ini mencapai telinga Anda, ia membuat gendang telinga Anda bergetar, dan otak Anda menerjemahkan getaran tersebut sebagai suara.

Jadi, esensinya, suara adalah getaran partikel yang merambat dari satu tempat ke tempat lain.

Ruang Angkasa: Vakum Sempurna

Sekarang, mari kita terapkan pemahaman ini ke ruang angkasa.

Ruang angkasa adalah vakum. Ini berarti sebagian besar ruang angkasa kosong dari materi. Meskipun ada beberapa atom hidrogen dan debu antarbintang yang sangat tersebar, kepadatan partikelnya sangat, sangat rendah—jauh lebih rendah daripada di atmosfer Bumi.

Jika Anda mencoba berteriak di ruang angkasa, pita suara Anda akan bergetar dan menciptakan gangguan, tetapi tidak ada cukup partikel di sekitar Anda untuk menabrak dan memindahkan getaran tersebut. Bayangkan mencoba menjatuhkan domino jika hanya ada satu domino setiap beberapa kilometer—energi tidak akan bisa berpindah.

Oleh karena itu, tanpa medium yang signifikan (seperti udara di Bumi), gelombang suara tidak dapat terbentuk dan merambat. Suara hanya akan mati di sumbernya.

Bagaimana Astronot Berkomunikasi?

Jika suara tidak bisa merambat, lalu bagaimana astronot bisa berkomunikasi di luar angkasa atau di dalam pesawat ruang angkasa?

Mereka menggunakan gelombang radio. Gelombang radio adalah jenis gelombang elektromagnetik, yang, seperti cahaya, tidak memerlukan medium untuk merambat. Mereka bisa bergerak dengan mudah melalui vakum ruang angkasa.

  • Helm Astronot: Helm astronot dilengkapi dengan mikrofon dan speaker serta headset khusus. Mikrofon mengubah gelombang suara (dari suara astronot) menjadi sinyal listrik.

  • Transformasi Sinyal: Sinyal listrik ini kemudian diubah menjadi gelombang radio dan dipancarkan.

  • Penerimaan Sinyal: Gelombang radio ini diterima oleh antena di helm astronot lain atau di pesawat ruang angkasa.

  • Transformasi Kembali: Penerima mengubah gelombang radio kembali menjadi sinyal listrik, yang kemudian diubah lagi menjadi suara melalui speaker di helm, memungkinkan astronot untuk saling mendengar.

Singkatnya, tidak ada udara, tidak ada suara di ruang angkasa. Hanya teknologi yang memungkinkan manusia untuk "berbicara" melintasi kehampaan kosmik.